arief-kurniablog arief-kurniablog arief-kurniablog arief-kurniablog

Jan 23, 2009

renungan II

“CANGKIR YANG CANTIK”

Sepasang kakek dan nenek pergi belanja disebuah toko suvenir untuk mencari hadiah buat cucunya, kemudian mata mereka tertuju kpd sebuah cangkir yang cantik. "lihat cangkir itu” , kata si nenek kepada seuaminya. “ Kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aq lihat,” ujar si kakek.

Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud tadi berbicara “ Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik,. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melempar aku ke sebuah roda berputar.

Kemudian ia memulai memurtar-mutar aku hingga aku merasa pusing. Stop ! Stop ! aku berteriak, tetapi orang itu berkata “ belum !” kemudian ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang.

Stop! Stop! Teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aq ke dalam perapian. Panas! Panas! Teriakku dengan keras. Stop! Cukup! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata “belum!”.

Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkanku sampai dingin. Aku pikir selesailah penderiataanku. Oh ternyata belum. Setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. Asapnya begitu memualkan. Stop! Stop! Aku berteriak.

Wanita itu berkata “belum!” Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi kedalam perapian yang lebih panas dari sebelumnya! Tolong! Hentikan penyiksaan ini! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku. Ia terus membakarku. Setelah puas “menyiksaku” kini aku dibiarkan dingin.

Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengengkatku dan menempatkan aku dekat kaca. Aku melihat diriku. Aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku.

Renungan:

Seperti inilah Tuhan membentuk kita. Pada saat Tuhan ,membentuk kita, tidaklah menyenangkan, sakit, penuh penderitaan, dan banyak air mata. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi-Nya untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan memancarkan kemulianNya.

“anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai cobaan, sebab anda tahu bahwa ujian terrhadap kita menghasilkan ketekunan. Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang supaya anda menjadi sempurna dan utuh dan tidak kekurangan suatu apapun.”

Apabila anda sedang menghadapi ujian hidup, jangan kecil hati, karena Dia sedang membentuk anda. Bentukan-bentukan ini memang menyakitkan tetapi setelah semua proses itu selesai, anda akan melihat beetapa cantiknya Tuhan membentuk anda.

1 comment:

  1. Alhamdulillah.. :K Coba-coba, akhirnya jadinya lumayan juga.. hehe B)

    ReplyDelete

Silakan saja...

View blog top tags